masukkan script iklan disini
DEPOK - Sejarah Indonesia telah mencatat dengan tinta emas, bahwa Pemuda, termasuk juga para Pelajar dan Mahasiswa, memiliki andil yang sangat penting dalam perjuangan mencapai kemerdekaan hingga menjadi negara yang berdaulat seperti saat ini. Selain berjuang secara patriotik dengan mengandalkan kekuatan fisik dan bersenjatakan sederhana, Pemuda juga berjuang dengan intelektualitas melalui ide-ide pemikiran dan gagasan yang berani, siap menempuh resiko apapun demi kemerdekaan.
Demikian sambutan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P. yang dibacakan Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Laksdya TNI Dr. Didit Herdiawan, M.P.A., M.B.A., pada pertemuan lima elemen pemangku kepentingan “Penta Helix”, bertempat di Balairung Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Rabu. (31/10/2018).
Universitas Indonesia (UI) menggagas ajang pertemuan lima elemen pemangku kepentingan atau Penta Helix yaitu Universitas, Pemerintah, Industri, Media dan Masyarakat dalam bentuk kegiatan “I-Gov UI Expo 2018, dengan tema “Sinergi Bangsa Menuju Indonesia Mandiri”.
Menurut Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P., maju mundurnya bangsa Indonesia tergantung pada generasi muda, dalam hal ini mahasiswa merupakan ujung tombak kehidupan berbangsa dan bernegara. Mahasiswa harus mampu menumbuh kembangkan sensivitas dan daya kritis terhadap kehidupan masa depan bangsa Indonesia.
“Selaku generasi muda diharapkan mampu memahami esensi Kepemimpinan Ideal dan Sejarah Kepemimpinan di Indonesia dihadapkan dengan karakter bangsa yang dalam hal ini tidak terlepas dari nilai-nilai luhur Pancasila, serta senantiasa memegang teguh 4 (empat)konsensus Nasional yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI Harga Mati,” kata Panglima TNI.
Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengajak seluruh mahasiswa dimanapun berada untuk mempersiapkan diri menghadapi berbagai tantangan kemajuan, menyongsong revolusi industri keempat, serta menyambut inovasi teknologi yang berubah begitu cepat. “Tantangan global mengharuskan mahasiswa untuk semakin cerdas, kreatif, inovatif dalam merespons perubahan-perubahan yang ada. Perubahan yang terjadi adalah tantangan yang tidak bisa kita hindari dan harus dijawab dengan peningkatan kualitas dan produktivitas khususnya dibidang pendidikan,” jelasnya.
Selanjutnya Panglima TNI menyampaikan bahwa memasuki era revolusi industri 4.0 atau disebut juga sebagai era disruptif, transformasi pada berbagai bidang dipicu oleh inovasi disruptif yang secara serta merta merubah paradigma yang telah ada sebelumnya, menjadi suatu paradigma yang benar-benar baru dan tidak pernah diduga sebelumnya.
“Karakteristik utamanya adalah perubahan yang tidak pernah terduga pada faktor kecepatan, skala dan kekuatan. Jika hal-hal tersebut dikaitkan dengan karakteristik lingkungan strategis maka asimetri perang juga akan bertransformasi pada aspek kecepatan atau speed, jangkauan dan daya hancur,” ungkapnya.
Ditambahkan oleh Panglima TNI bahwa meski era disrupsi dan revolusi industri 4.0 yang merupakan suatu peradaban baru manusia, namun dalam setiap kemajuan selalu memiliki paradoks yang berbentuk ancaman. Beberapa diantaranya yang paling signifikan adalah ancaman cyber threats, ancaman biologi dan ancaman kesenjangan.
“Untuk menghadapinya para mahasiswa Universitas diperlukan upaya sejak dini secara bersinergi, terintegrasi dan berkesinambunganoleh seluruh komponen bangsa melalui penguatan 4 (empat) konsensus kebangsaan, serta peningkatan kualitas kesadaran bela negara sebagai nilai-nilai dasar yang akan mendorong perwujudan semangat Nasionalisme dan Patriotisme,” ujar Marsekal TNI Hadi Tjahjanto. (Puspen TNI).